Stunting merupakan salah satu gangguan gizi yang bisa dialami oleh anak. Sehingga sebagai orang tua harus mengetahui bagaimana cara mencegah anak stunting agar tetap sehat dan normal.
Dengan mengetahui bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya anak stunting ini, tentu anak dapat terlahir secara normal. Selain itu, kesehatan anak juga akan terjaga dan terhindar dari stunting.
Meskipun demikian, penting untuk dipahami bahwa tidak semua anak yang memiliki tinggi badan di bawah rata-rata mengalami kekurangan gizi. Ini dikarenakan tinggi badan bisa dipengaruhi oleh faktor genetik.
Untuk itu, dalam penjelasan kali ini akan diberikan uraian terkait dengan apa saja penyebab dari stunting. Selain itu, akan diberikan pula uraian terkait dengan bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk mencegah anak stunting.
Penyebab Stunting
Stunting merupakan permasalahan kesehatan yang telah menjadi isu yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang menyebabkan kondisi ini meliputi gizi yang tidak mencukupi, paparan infeksi berulang, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah, dengan kekurangan gizi menjadi penyebab utama yang paling umum terjadi.
Beberapa faktor selain kekurangan asupan gizi pada ibu hamil dan kebutuhan nutrisi anak yang tidak terpenuhi dapat menjadi penyebab stunting, di antaranya:
- Keterbatasan pengetahuan ibu tentang pentingnya memenuhi kebutuhan gizi sebelum, saat, dan setelah kehamilan.
- Keterbatasan pasokan air bersih dan sanitasi yang memadai.
- Kurangnya peningkatan berat badan ibu selama kehamilan atau kurangnya kenaikan berat badan yang mencapai nilai ideal.
- Keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan yang memadai.
- Anak mengalami penyakit yang menghambat penyerapan nutrisi.
Cara Mencegah Anak Stunting
Setelah mengetahui apa saja penyebab stunting, maka hal selanjutnya yang bisa diketahui yakni bagaimana cara mencegah stunting pada anak. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya:
1. Memberikan MPASI yang Cukup
Aturan pemberian makanan pendamping ASI memuat minimal 4 dari 7 jenis makanan, termasuk di antaranya umbi atau serealia, produk olahan susu, kacang-kacangan, sumber protein, dan makanan yang kaya akan vitamin A.
Selain itu, ibu juga disarankan untuk memperhatikan frekuensi pemberian makanan minimal untuk bayi yang berusia antara 6 hingga 23 bulan, terlepas dari apakah bayi tersebut mendapat ASI atau tidak. Berdasarkan aturan yang ditetapkan, bayi yang berusia antara 6 hingga 8 bulan yang masih mendapat ASI disarankan untuk diberi makan dua kali sehari atau lebih.
Sementara bayi yang berusia antara 9 hingga 23 bulan yang masih mendapat ASI disarankan untuk diberi makan tiga kali sehari atau lebih.
2. Menerapkan Pola Asuh yang Tepat
Tahap awal adalah memberikan arahan pengasuhan yang sesuai bagi anak. Hal ini mencakup praktik Inisiasi Menyusui Dini (IMD) serta pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi hingga mencapai usia 6 bulan secara penuh, dan dilanjutkan hingga mencapai usia 2 tahun.
3. Penerapan Hidup Bersih Lingkungan Keluarga
Tindakan pencegahan terakhir adalah menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat, baik di dalam maupun di luar lingkungan rumah. Menjaga kebersihan rumah dapat mendukung kesehatan tubuh anggota keluarga secara menyeluruh.
4. Segera Mengobati Anak Bila Sakit
Ada beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan penurunan nafsu makan pada anak. Contohnya, saat anak mengalami demam, batuk, pilek, flu, sembelit, masalah pencernaan, atau bahkan kondisi serius seperti TBC. Prioritas utama dalam kasus-kasus ini adalah untuk memberikan perawatan medis yang sesuai. Setelah itu, ibu dapat memperbaiki asupan gizi anak untuk memastikan pemulihan yang optimal.
Itulah uraian terkait dengan upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah anak stunting. Selain itu, dalam penjelasan ini juga telah diberikan uraian terkait dengan apa saja penyebab yang bisa menyebabkan stunting pada anak.