Bukan hal baru jika pasangan berbeda dalam menerapkan gaya pengasuhan. Setiap pasangan menghadapi tantangan ini kok, jadi jangan merasa sendirian ya, Parents. Meski begitu, tetap saja perbedaan pendapat dalam pengasuhan harus segera ditangani.
Kalau keduanya gak kompak, anak bisa terkena dampaknya. Anak jadi bingung dan kurang konsisten menjalani peraturan yang diterapkan. Apalagi kalau ketidaksetujuan ini ditunjukan di depan anak, tentu si Kecil akan merasa cemas.
Dalam penjelasan mediator keluarga asal Florida, AS, Jaclyn Gulotta, PhD, LMHC, ketika orang tua berbeda pendapat tentang membesarkan anaknya, itu dapat menciptakan ketegangan di rumah.
“Konsekuensi memiliki perbedaan dalam mengasuh anak akan terjadi lebih banyak konflik. Perubahan perilaku dan kurangnya kepercayaan,” katanya seperti dikutip di Very Well Family.
Parents, melihat penjelasan tentang kurang kompaknya pola asuh dengan pasangan, cukup memberikan dampak yang serius, ya. Bumin mau sekalian kasih solusinya nih, cara mengompakan gaya pengasuhan anak dengan pasangan.
- Bicarakan
Idealnya kita dan pasangan mendiskusikan strategi pengasuhan jauh sebelum memiliki anak. Bagikan gaya pengasuhan yang ingin kita terapkan satu sama lain, ngobrol tentang ingin menjadi orang tua yang seperti apa.
Tanyakan juga ke pasangan tentang masalah-masalah yang mungkin gak disetujui. Misalnya aturan ketat saat screen time, waktu tidur yang tepat, dll. Perbedaan pendapat itu wajar, kuncinya berkomunikasi satu sama lain, saling menghargai, dan berkompromi.
- Membuat aturan bersama
Kita dan pasangan bekerja sama membuat aturan yang disepakati untuk anak. Misalnya seberapa sering membeli mainan baru, bagaimana pekerjaan rumah dibagikan ke anak, dan aturan tertentu lainnya.
Setelah setuju dengan aturan yang dibuat bersama dan disepakati, maka kita sampaikan aturan ini ke anak. Tugas kita gak hanya memberikan contoh aja, tetapi mendampingi anak menjalankan aturan.
Berkolaborasi dalam menjalani aturan di rumah dapat membangun keluarga yang terbuka terhadap pendapat, fleksibilitas, dan terbiasa menyampaikan perasaan.
- Menyetujui konsekuensi
Setiap orang tua pasti memilih gaya pengasuhan yang berbeda. Hal itu gak masalah asalkan kita sudah memahami konsekuensinya. Misalnya memilih untuk menjadi strict parents, kita juga harus tahu konsekuensi dan dampak yang akan dirasakan anak. Apakah pengasuhan itu lebih banyak positif atau negatifnya?
Pastikan kita dan pasangan memilih gaya pengasuhan yang banyak memberikan sisi positif pada anak ya 🙂
- Tetap fleksibel
Seiring pertumbuhan anak, terkadang kita harus bisa fleksibel dalam menerapkan gaya pengasuhan. Ada kalanya kita harus mengubah dan bertoleransi terhadap pilihan anak.
Bagaimanapun anak yang beranjak besar pasti sudah mulai memiliki pendapat dan keputusan yang ingin diambilnya. Pastikan gaya pengasuhan kita sesuai dengan kebutuhan anak.
Terpenting, jadilah orang tua yang bisa diajak berdiskusi sama anak mengenai setuju atau tidaknya dalam aturan. Diskusikan dan temukan solusi untuk harapan anak.
- Hindari melibatkan anak dalam perselisihan
Perbedaan dalam gaya pengasuhan bisa saja memicu perdebatan bahkan perselisihan dengan pasangan. Wajar sekali kalau kita mengalami itu, tapi hindari berdebat hebat di depan anak, ya.
Kondisi seperti itu akan membuat anak merasa bersalah atau menjadi bingung harus mengikuti peraturan Ibu atau Ayah. Seandainya ada gaya pengasuhan yang kurang cocok usahakan untuk menegur dengan halus atau sedikit berdebat.
Parents, berbeda pendapat tentang pengasuhan umum dialami pasangan. Ketika perselisihan terjadi, ingat lagi kalau kita dan pasangan sebenarnya ingin memberikan yang terbaik pada anak.
Berusahalah untuk mendengarkan pasangan, hargai pendapatnya dalam berkomunikasi. Selain itu, cobalah berempati dan terbuka terhadap apa yang disampaikan pasangan cari cara untuk berkompromi dengan baik:)