Seringkali kita menginginkan anak tumbuh menjadi percaya diri, sampai kita lupa untuk menjadi orang tua yang pede dan menjadi contoh bagi si Kecil. Kepercayaan diri pada anak akan lebih mudah dibentuk ketika orang terdekatnya memberikan contoh sikap itu.
Bila orang tua memiliki efikasi diri yang positif, maka akan berpengaruh pada pengasuhan yang baik. Sebaliknya, mereka yang punya efikasi rendah, lebih mudah mengalami kecemasan dalam pengasuhan.
Semakin bertambah usia anak akan ada banyak pertanyaan yang dilontarkannya, bagaimana kita menghadapi ini kalau gak percaya diri. Misalnya mengajarkan anak pendidikan seksual, mengarahkan anak untuk mampu mengambil keputusan, dan membekali si Kecil kemampuan berkomunikasi yang baik.
Kalau kita kurang percaya diri sebagai orang tua, mungkin kita akan malu dan segan untuk membahas pendidikan seksual ke anak. Bisa jadi anak ikut gak percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya.
Lantas, bagaimana untuk menjadi orang tua yang percaya diri? Simak caranya berikut ini, yuk!
- Berani menghadapi ketakutan
Pengasuhan yang kerap menunjukkan rasa takut, tentu membuat anak memiliki sikap yang sama. Orang tua pasti ingin memberikan perlindungan yang maksimal bagi anaknya, bukan berarti kita membuat segala hal menjadi menakutkan agar anak terus berada di dekat kita.
Tunjukkan kepercayaan diri kita, biarkan anak menghadapi rasa takutnya. Dukung anak untuk berani dalam melakukan sesuatu. Seandainya anak gagal, hargai prosesnya dan latih lagi keberaniannya.
- Memahami nilai kehidupan
Parents, ingin membesarkan anak yang memiliki tujuan? Pertama yang harus kita lakukan adalah percaya diri menyatakan nilai yang dianut. Lalu kita mengintegrasikan nilai-nilai itu dalam membesarkan anak.
Misalnya nilai kehidupan bagi Parents adalah menjadi orang yang bermanfaat. Sehingga kita menunjukkan dan mendorong anak menjadi sosok kerap melakukan kegiatan bermanfaat.
- Menjadi pendengar yang baik
Orang tua yang percaya diri mau menjadi pendengar yang baik bagi anak-anaknya. Membiarkan anak memutuskan sesuatu, namun tetap dalam batasannya. Caranya dimulai dengan menciptakan struktur dalam kegiatan rumah tangga.
Dalam kegiatan ini, Parents terbuka terhadap pendapat anak sehingga bisa melakukan penyesuaian. Misalnya anak lebih suka mencuci piring dibanding menyapu, Parents menyesuaikan tanpa meremehkan kemampuan anak.
- Mengajak anak mencoba hal baru
Saat anak mencoba hal baru dan gagal, jadikan ini momen yang menyenangkan, berikan anak dukungan apapun hasilnya. Tanamkan pemahaman mencoba hal baru itu gak menakutkan, meski hasilnya gagal.
Buat anak gak merasa takut mencoba. Justru dengan berani mencoba hal baru dapat menambah pengalaman dan pengetahuan.
- Gak berhenti mencari pengetahuan
Orang tua yang percaya diri tahu dirinya gak memahami segalanya. Sehingga membuatnya memiliki keinginan yang kuat untuk belajar banyak hal. Orang tua yang percaya diri justru gak terus-menerus menasihati dan menghakimi anak, lho.
Parents kerap mencari pengetahuan dan belajar dari siapapun, bahkan gak segan mendapat pengetahuan dari anaknya sendiri. Sikap ini secara gak langsung mendorong anak untuk berpengetahuan luas.
Jadi sebelum menumbuhkan percaya diri pada anak, usahakan diri kita sudah bisa menjadi contoh pada si Kecil. Yuk, kita terus belajar dan berkembang untuk pertumbuhan anak yang lebih baik.