Puasa Apakah Harus Dengan Sahur? Ini Keutamaannya

Tidak sampai 1 minggu lagi umat muslim akan memasuki bulan suci Ramadhan 1444 H.

Puasa ramadhan 2023 berapa hari lagi? Jika mengacu pada kalender islam 1444 hijriah atau 2023 tahun masehi.

Ramadhan diperkirakan akan jatuh pada tanggal 22 Maret 2023.

Namun sebelum tanggal tersebut akan diadakan sidang isbat untuk menentukan tanggal pasti Ramadhan 2023/1444 Hijriyah.

Terbaru Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang telah menetapkan jadwal puasa Ramadan 2023.

Menurut PP Muhammadiyah, 1 Ramadan 1444 H jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023.

Melansir Tribunnews, Keputusan PP Muhammadiyah tentang awal puasa Ramadan 2023 berdasarkan hasil hisab Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Baca juga: Masih Sempat Bayar Utang Puasa Ramadhan Tahun Lalu, Ini Bacaan Niat Puasa Qodho Ramadhan

Dalam surat edaran tersebut, ijtimak jelang Ramadan 2023 belum terjadi pada Selasa, 21 Maret 2023 atau bertepatan dengan 29 Syakban 1444 H.

Ijtimak terjadi pada Rabu, 22 Maret 2023 atau 30 Syakban 1444 H pukul 00.25.41 WIB.

Dalam menjalankan ibadah puasa, orang yang sahur terlebih dahulu akan mendapat rahmat dari Allah SWT.

Hal itu disampaikan oleh Quraish Shihab, Pendiri Pusat Studi Alquran.

Nabi Muhammad SAW juga berpesan agar orang yang berpuasa melaksanakan sahur, meski hanya dengan sebiji kurma atau seteguk susu.

Sehingga, sahur ini sudah dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW bagi para pengikutnya yang berpuasa.

“Sahur itu anjuran nabi.

Bahkan ada hadis, Allah beserta malaikatnya berselawat, yakni melimpahkan rahmat dan mendoakan orang-orang yang sahur.”

“Nabi juga berpesan bahwa “bersahurlah walau hanya sebiji kurma atau seteguk susu”.

“Bahkan sahur itu dalam konteks yang berkata bahwa kuat sampai buka,” ujarnya, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Minggu (26/4/2020).

Ia menambahkan, sahur juga membuat orang yang melakukannya terbiasa untuk bangun malam.

“Sahur itu memang pada dasarnya diistilahkan dengan makanan ringan.

Jadi tentu ada selain makan, yang diharapkan diperoleh dari bangun malam sahur itu,” ungkapnya.

“Bukan hanya bagi yang makan lumayan, bukan hanya untuk memberinya kekuatan berpuasa, tapi yang membiasakan diri bangun malam,” jelas Quraish Shihab.

Selain itu, Sahur juga membiasakan diri untuk melakukan rutinitas yang bermanfaat.

“Membiasakan diri untuk tidak melaksanakan rutinitas kita.

Orang itu terbelenggu oleh rutinitasnya.”

“Dengan sahur, dia melawan rutinitas untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat,” terangnya.

Diberitakan Tribunnews.Com yang dikutip dari buku Panduan Ramadhan Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah yang diterbitkan oleh Pustaka Muslim, Sleman, Yogyakarta, makan sahur merupakan sunah puasa Ramadhan.

Terdapat sejumlah hadis dari Nabi Muhammad SAW terkait makan sahur ini.

Seperti hadis riwayat Bukhari nomor 1923 dan Muslim nomor 1095 yang berbunyi:

“Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.”

Hadis yang lain:

“Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur.” (Hadis riwayat Ahmad).

Sementara itu, sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, makan sahur disunahkan di bagian akhir atau mendekati fajar (subuh).

Berdasarkan hadits Anas berikut:

“Dari Anas bin Malik, Nabi Allah shallallahu alaihi wa sallam dan Zaid bin Tsabit pernah bersama makan sahur. Ketika keduanya selesai dari makan sahur, Nabi pun berdiri untuk pergi salat, lalu beliau salat. Kami pun berkata pada Anas, ‘Berapa lama jarak antara waktu selesai makan sahur dan waktu pengerjaan salat?’ Beliau menjawab, ‘Sekitar seseorang membaca 50 ayat.'”

Hadis di atas diriwayatkan oleh Bukhari nomor 1921 dan Muslim nomor 1097. (*)

Tinggalkan komentar